Pernahkah kamu membaca produk kecantikan berlabel cruelty free makeup? Label ini ditujukan sebagai klaim not tested on animal. Mengapa kita harus menggunakan produk berlabel cruelty free? Simak selengkapnya di sini.

Saat ini berbagai negara sudah mulai mengkampanyekan secara aktif mengenai pentingnya cruelty free pada produk kecantikan, contohnya Inggris dan Australia. Bukan hanya pencinta binatang yang mendukung gerakan ini. Namun, Goddess juga harus turut serta mendukung gerakan ini. Mungkin kamu bertanya-tanya mengapa harus memilih produk kecantikan yang cruelty free. Nah, ini dia 3 alasan memilih produk kecantikan yang cruelty free.

  1. Hasil dari Animal Testing Belum Tentu Akurat

Animal testing ini dilakukan untuk melihat apakah ada efek-efek tertentu yang terlihat atau dirasakan oleh hewan tersebut. Animal testing ini didukung dengan adanya fakta bahwa gen manusia dan simpanse memiliki 99% kesamaan. Padahal, penelitian mengungkapkan hanya 5%-25% dari obat yang diujikan pada hewan hasilnya cocok dengan manusia. Jadi, produk yang dites pada satu jenis spesies hewan belum tentu cocok atau baik untuk yang lainnya.

Kini ada juga uji coba alternatif tanpa binatang yang lebih manusiawi, cepat, dan lebih baik dalam memprediksikan respon manusia terhadap produk tersebut. Beberapa alternatif pengujian produk atau bahan produk selain menggunakan binatang, yaitu sophisticated test menggunakan sel dan jaringan manusia (metode in vitro) atau advanced computer-modeling techniques (Model in silico).

  1. Tidak Menyakiti dan Berlaku Kejam pada Binatang

Banyak produk kecantikan yang melakukan anima testing untuk produk yang mereka buat. Lebih dari 115 juta hewan termasuk tikus, marmut, kelinci, anjing dan hewan lainnya digunakan dalam eksperimen di lab industri kosmetik tiap tahunnya di seluruh dunia. Biasanya mereka akan melalui tes iritasi mata dan kulit, caranya, zat kimia yang akan diuji coba dioleskan ke kulit mereka setelah terlebih dahulu bulu mereka dicukur, atau juga diteteskan ke mata mereka.

Contohnya uji coba maskara pada monyet, pertama sample diaplikasikan ke mata monyet lalu para penguji melihat reaksi eksternal apa saja yang ditimbulkan. Setelah monyet mendapatkan reaksi eksternal monyet bisa saja dibunuh dan bagian dalam tubuhnya diobrak abrik yang tujuannya untuk melihat efek internal.

Akibat dari animal testing ini banyak hewan yang mengalami iritasi, tumor, dan penyakit parah hingga kematian. Bahkan menurut statistik dari Amazine.co menunjukkan bahwa 50% dari hewan yang digunakan dalam pengujian akan mati dalam waktu 2-3 minggu setelah percobaan. Setiap tahun juga jumlah anjing dan kucing yang mati akibat percobaan berkisar 10,1 hingga 16,7 juta ekor.

Beberapa produk mencantumkan label no animal testing namun itu belum tentu cruelty free. Produk tersebut memang tidak melakukan percobaan pada hewan namun masih menggunakan bahan dari hewan. Contohnya saja pemakaian cochineal, yaitu dari kepik yang dipakai sejak jaman ratu cleopatra sebagai bahan pewarna lipstick dan eyeshadow. Jadi, pastikan produk yang kamu gunakan berlabel cruelty free.

  1. Murah dan Tidak Memakan Waktu Lama

Perlu diketahui bahwa menggunakan hewan untuk ujicoba membutuhkan banyak biaya seperti alokasi dana untuk makanan, perawatan medis, hingga tempat tinggal sementara untuk hewan. Selain biayanya yang besar, animal testing membutuhkan waktu yang lama untuk mendapat hasil yang diinginkan. Karena hewan tidak langsung memberikan efek-efek yang nyata seperti alergi atau infeksi dalam waktu singkat.

Produk yang telah berlabel cruelty free biasanya menggunakan ujicoba dengan metode in vitro atau metode in silico. Ujicoba ini menggunakan sel dan jaringan dalam tubuh manusia dan teknik komputer. Nah, metode alternatif ini hanya menghabiskan waktu beberapa hari bahkan hitungan jam saja.

Semoga dengan informasi di atas, menambah kesadaran kita untuk menggunakan produk kecantikan yang cruelty free. Goddess bisa tetap tampil cantik tanpa menyakiti dan membuat menderita hewan-hewan lucu tersebut.